Kamis, 16 Desember 2010

SAHABAT UNTUKMU

Ini untukmu, sahabatku.
Yang sedang lebur terperosok pada jurang-jurang.
Ya, aku memang tak mengerti apa pun tentangmu.
Terlebih kau tentang aku.
Karena kita, hanya pernah dipertemukan pada masa yang telah lampau.
Namun, bolehkah jika aku memanggilmu `sahabatku`?
Aku hanya membaca uraian-uraian pendekmu.
Tentang galau. Tentang sakit. Tentang perih.
Tentang kerikil yang melukai perjalananmu.
Tentang halang rintang yang memecah belah persahabatanmu.
Aku memang tak mengerti apa pun, maafkan.
Namun, aku hanya ingin mengutarakan ini.
"Sadarlah, sahabatku!
Buka matamu lebar-lebar hingga membeliak!
Tatap semesta! Tatap lingkunganmu!"
Adakah kau mengerti,
bahwa engkau teramat mudah disayangi,
teramat mudah dicintai,
dan teramat mudah pula untuk diharapkan menjadi sahabat terbaik?
"Bangkitlah, sahabatku!
Berdiri tegaklah! Meski di antara serpihan nestapa.
Meski di antara serpihan sisa pertengakaran."
Adakah kau mengerti,
bahwa kesedihanmu mudah pula menjadi kesedihan alam raya?
Mudah pula menjadi kesedihanku,
mudah pula menjadi kesedihan sahabat-sahabatmu?
"Bangunlah, sahabatku!
Di mana keteguhan jati dirimu yang selama ini kukenal?
Di mana ketegaranmu yang selama ini kau tunjukkan?
Di mana keyakinanmu yang pernah meyakinkanku,
bahwa kau percaya pasti adanya persahabatan sejati?
Di mana semua itu, sahabatku?"
Ya, sekali lagi aku tegaskan.
Aku memang tak mengerti apa pun tentangmu.
Tapi bolehkan, jika aku berusaha mengerti bungkammu?
Boleh juga kan, jika aku ingin sedikit memberimu semangat,
seperti yang selama ini kau lakukan padaku, meski bukan dengan sengajamu?
Ya, ijinkan aku mengucapkannya padamu kali ini.
"Percayalah pada persahabatan.
Sekalipun penuh ketidak sempurnaan."
Karena persahabatan, bukanlah untuk mencari yang sempurna.
Tapi, untuk saling berbagi dan berbenah,
agar mampu bersama menuju kesempurnaan itu.
Jangan lupa untuk memaklumi sebuah proses, yang memang tak mudah.
"Bukankah, jika kau ingin mempunyai sahabat sesetia Abu Bakar,
kau pun harus penuh kasih layaknya Muhammad?
Maka, kita manusia harus terus sadar diri.
Bahwa kesempurnaan adalah sebuah kemustahilan dalam fana dunia."
aku tahu kau akan mengerti.
dan, tersenyumlah...
Sambut semuanya sebagai `sahabatmu`.
Sambut dunia dengan senyuman `persahabatanmu` yang hangat.
: ini tanganku, untuk kau gapai ketika kau nyaris jatuh.
Tenanglah, aku benar-benar ada di sini, untukmu...
Oleh:khadijah shohibu uqi.....

2 komentar:

menyentuh banget cah.....mbois tenan

Bagus sekali. atm boleh nggak.. ?

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik anda,insyaAlllah untuk kebaikan bersama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More