Masih teruntai kata-kata…
Walauku tahu suatu saat nanti…
Aku kan ditanyai ,akan setiap penggal kata ini
Dulu kukenal ia adalah orang yg alim,selalu menjaga harga diri.
Berusaha menghindari kemaksiatan yg melintas dimata.
Dia selalu berusaha menundukkan pandangan,
Bahkan menumbar katapun ia sungkan.
Pujian adalah hal yg sangat ia takuti.
Tapi waktu terus berlalu,kawan mulai berjauhan.
Bata keimanan mulai beruntuhan,
Sekedar gerimispun mampu membuatnya menoleh.
Tanpa di sadari ia mulai tersenyum.
Bukan lagi sedekah,tapi lebih cenderung sampah.
Bangga pada diri dan memanipulasi. Dia tidak sadar….dia mulai terlupa….
Akan datang hari dimana seseorang berlari dari saudaranya….
Dari ayah bundanya….
dari sahabat dan anak-anaknya…..
Ia…ia tidak lain adalah diri hamba pribadi
Dan sebelum kalian sahabat-sahabatku seiman,
Berlari dariku dihari yg digoncangkan…..
Sadarkanlah jiwa ini,agar lebih berbakti pada Illahi robby.
Kututup kata ini dengan sebuah cerita…kala kami sampai di bandara.
Ratusan calon mahasiswa berbaris ,menunggu pemeriksaan ke imigrasian.
Satu persatu kami di periksa,dicek sidik jari,dipoto mata.berjam-jam lamanya.
Alhamdulillah dari sekian banyak,semuanya lolos kecuali 2 orang kawan kami. Mereka ada masalah dalam sejarah keimigrasian Saudi,dan terpaksa dideportasi…
Kami hanya biasa apa…kami hanya terdiam.
Bahkan universitaspun tidak berguna syafaatnya.
Selayang,Pikiranku terbang,melayang menembus masa depan.
Bagaimana nasibku nanti di keimigrasian akherat.
Bagaimana kala kuingin masuk jannahNya,tapi catatan hidupku penuh noda.
Apakah hamba kan dideportasi ke nerakaNya??? Kau tidak tahu….aku pun tidak mau.
Maka,selagi sempat di masjid nabawi… Bertetangga dengan Penutup Nabi.
Kulantunkan doa…. Semoga taufik selalu terlimpah,moga tiap langkah adalah barokah,hingga kita diizinkan reuni diJannah.