Minggu, 23 Desember 2012

BEGINILAH CARA AGAR KAMU MENJADI PENULIS

Kamu pernah menulis artikel? Jika belum, apa yang bisa kamu lakukan untuk mulai belajar menulis?

Menulis adalah tindakan menyampaikan ide dan gagasan yang ada di dalam dirimu kepada orang lain. Maka, yang pertama kali kamu lakukan adalah kamu harus mengetahui gagasan apakah yang hendak kamu sampaikan kepada orang lain itu. Apakah kamu akan menyampaikan kepada orang lain mengenai pentingnya belajar Al-Quran? Atau tentang tata cara melaksanakan shalat berjamaah di masjid? Atau kamu ingin menganjurkan para pemuda agar menyegerakan pernikahan jika sudah mampu?Ataukah kamu ingin berbagi perasaan bahagia dengan orang lain setelah mendapat rezeki yang tak diduga-duga?

Apapun yang ingin kamu tulis, pastikan kamu menyukai   gagasan itu. Jangan menulis tema yang tidak menarik bagi dirimu sendiri. Karena, jika sebagai penulis saja kamu tidak tertarik, bagaimana kamu akan mengajak orang lain tertarik membaca tulisanmu? Begitu pula, kalau tema itu tidak menarik, maka dorongan untuk menulis akan sangat kurang. Kamu akan malas-malasan memulai. Atau sangat lambat menyelesaikan.

Selain itu, kamu juga harus  memiliki pemahaman yang cukup tentang gagasan yang akan kamu tulis. Jika kamu tidak memahami, kamu harus membaca referensi yang bisa menjelaskan. Bisa juga bertanya kepada teman, ustadz, atau orang lain yang bisa membuatmu lebih memahami permasalahan. Kamu juga bisa melakukan penelitian sederhana  tentang persoalan yang kamu tulis. Misalnya, untuk mengetahui perilaku curang para pedagang, kamu bisa datang ke pasar mengamati bagaimana orang melakukan jual beli. Kamu juga bertanya kepada orang-orang yang pernah merasa dicurangi ketika membeli. Atau bertanya kepada pedagang pasar, tentang bagaimana cara mereka berjualan dan apakah mereka pernah berlaku curang.

Dari Mana Sebuah Ide Kamu Peroleh?

Al-Quran adalah keajaiban. Ayat-ayat yang kamu baca, hafalkan, dan pelajari setiap hari adalah sumber gagasan yang tidak pernah kering. Dari dulu sampai sekarang, Al-Quran selalu dijelaskan. Ia menjadi dorongan yang sangat kuat bagi banyak orang untuk berbuat kebaikan. Ia menjadi solusi berbagai macam permasalahan. Ia menjadi petunjuk kebenaran. Jika kamu memahami sebuah makna dari ayat Al-Quran, maka itu bisa menjadi gagasan yang layak untuk kamu sampaikan kepada orang lain. Karena ia merupakan cahaya terang. Ketika engkau bawa cahaya itu ke tengah masyarakat yang banyak diliputi kegelapan, mereka akan tercerahkan. Al-Quran juga ibarat air yang menghidupkan. Banyak jiwa yang mati atau hampir mati, tiba-tiba tumbuh lagi, segar lagi, dan berkembang setelah mendapat siraman Al-Quran.

Memahami makna sebuah ayat, menjadi bekal untuk menulis gagasan. Bahkan, menyampaikan pemahaman itu adalah kewajiban. Karena Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda :

بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً

"Sampaikan dariku walaupun satu ayat." (HR. Bukhari)

Selain dari Al-Quran, ide menulis juga bisa kamu peroleh dari Al-Hadits. Bisa juga dari kitab para ulama. Semua itu merupakan bank gagasan luar biasa yang sangat perlu dipahami oleh masyarakat.

Ide menulis juga bisa kamu peroleh dari pengalaman pribadi. Misalnya, ketika kamu mengalami sakit setelah begadang hingga larut malam. Badanmu demam. Makan tidak selera. Tidur tidak nyaman. Jangan belajar di sekolah, tidak bakalan bertahan lama. Kamu ingin terus berbaring di tempat tidur. Kalau bisa sambil dipijitin. Minum  disediain. Makan disuapin. Selain sakit, ternyata "manja"mu juga kumat, rupanya. hehe..

Pengalaman ini bisa kamu tulis, sehingga bisa menjadi bahan pelajaran orang lain. Agar mereka tidak begadang hingga larut malam. Kecuali benar-benar karena keperluan.  Selain nulis pengalaman, tentu sebaiknya kamu bertanya kepada dokter, apa saja bahaya terlambat tidur bagi kesehatan. Kamu juga baca buku atau artikel kesehatan mengenai hal itu. Hadits-hadits dan keterangan ulama tentang keutamaan tidur di awal waktu juga bisa kamu sampaikan, untuk menguatkan argumentasi.

Ide juga bisa kamu peroleh dari banyak hal lainnya. Pengalaman hidup seorang kenalan, suatu peristiwa yang kamu saksikan, atau apa yang kamu baca dari sebuah majalah dan buku, bisa juga dari informasi televisi. Ide juga bisa kamu ambil dari perbincangan orang-orang. Sesuatu yang menarik diperbincangkan, biasanya pun menarik untuk dituliskan. Tugasmu sebagai penulis adalah, mengambil ide-ide yang menarik dan memahaminya dengan baik. Baru sesudah itu, kamu sampaikan ide dan pemahaman itu dalam tulisanmu. Dengan bahasa mudah. Kalau bisa juga indah.

Bagaimana Agar Tulisan Mudah Dipahami

Tentu, tulisan yang kamu tulis mengenai persoalan yang sudah kamu pahami dengan baik. Kamu tidak bisa memahamkan kepada orang lain jika kamu tidak faham.

Kemudian, kamu harus menggunakan bahasa yang biasa digunakan oleh pembaca. Pakailah bahasa Indonesia yang sederhana. Pakailah bahasa yang biasa digunakan orang. Jangan memasukkan bahasa asing ke dalam tulisanmu tanpa memberikan penjelasan yang cukup. Bisa-bisa, orang yang baca tulisanmu bukannya mendapatkan pemahaman. Tapi justru mendapat banyak pertanyaan.

Gunakan pula bahasa yang baku. Bahasa yang biasa digunakan oleh orang lain dalam tulisan mereka baik di buku maupun koran. Untuk itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menjadi rujukan yang penting untuk mengetahui bahasa yang sudah baku dan standar.

Tulisannya juga harus baku. Yaitu mengikuti EYD, atau Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Bagaimana menulis kata ظالم dalam bahasa Indonesia? Zalim, dzalim, ataukah zhalim? Bagaimana pula menulis دعوة ? Da’wah atau dakwah? Untuk mengetahui bahasa yang baku, rujuklah ke Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebaiknya yang terbitan Pusat Bahasa.

Kadang-kadang, ada penulis atau penerbit yang mempunyai cara menulis ejaan sendiri. Karena tidak sreg ketika menggunakan ejaan yang berlaku pada umumnya. Misalkan, ejaan yang baku adalah salat. Sebagian penerbit menulis dengan shalat. Ejaan yang baku Al-Quran, lalu mereka menulis dengan Al-Qur’an. Tidak mengapa jika ia mempunyai alasan mengapa menggunakan ejaan tersendiri. Toh juga tidak dosa. Yang penting, seorang penulis dalam hal ini dituntut konsisten. Jangan berubah-ubah. Itu membuat tulisan kita bisa lebih dinikmati.

Menulis juga harus mengikuti aturan-aturan baku. Kapan menulis huruf besar dan kapan huruf kecil, kapan disambungkan dan kapan dipisah, kapan dikoma dan kapan dititik. Semua itu harus dipelajari dengan seksama. Bacalah aturannya dalam buku EYD, lalu praktikkan dalam tulisanmu.

Bagaimana Mulai Menulis?

Menulis bermula ketika sebuah ide muncul. Baik muncul dengan sendirinya  atau karena dipaksa. Muncul dengan sendirinya adalah ketika kamu belajar di kelas, tiba-tiba menemukan sebuah pembahasan menarik dalam pelajaran itu. Maka kamu menuliskan sebuah ide untuk ditulis. Sedangkan dipaksa muncul adalah, karena kamu dapat tugas menulis, maka kamu mencari-cari ide dengan membaca buku atau berpikir. Setelah bertemu ide, kamu menuliskannya. Misalnya, kamu menulis sebuah gagasan tentang : "Keberkahan Belajar Al-Quran". Kamu ingin mendorong pembaca  agar bersemangat belajar Al-Quran.

Kemudian, kamu mengembangkan ide ini dengan menjadi sebuah kerangka tulisan berikut :
Tuliskan idemu

K-1 : ayat yang menunjukkan keberkahan Al-Quran.
K-2 : Maksud ayat tersebut.
K-3 : Contoh kisah orang yang mendapat keberkahan Al-Quran.
K-4 : Contoh kisah lain.
K-5 : Kalimat yang mendorong orang untuk belajar Al-Quran.

Selesai membuat kerangka, kamu mulai mengembangkan kerangka itu. Kamu tulis ayat Al-Quran. Tulis artinya. Ada di surat mana, ayat berapa dan sebagainya.

Kamu menjelaskan maksud keberkahan Al-Quran tersebut sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Maksudnya begini, misalnya. Jika ada pemahaman yang keliru kamu sebutkan, bahwa pemahaman itu tidak benar. Jika ada banyak penjelasan tentang maksud ayat, kamu bisa menyimpulkan titik temunya. Atau memilih mana pendapat yang kuat dan yang lemah.

Kamu mulai bercerita, siapa orang yang pernah mendapatkan keberkahan itu, kapan ia mendapatkannya, di mana, bagaimana ceritanya, dan seterusnya.

Kamu membawakan cerita kedua, sehingga membuat orang semakin ingin belajar Al-Quran. Tidak mengapa membawakan dua hingga tiga cerita. Karena orang tidak pernah bosan dengan cerita. Usahakan cerita para sahabat, orang-orang shalih, atau cerita dari kehidupan nyata. Cerita dibuat detil. Kadang, kamu bisa menyampaikan perasaanmu terhadap cerita itu, betapa mengagumkan. Betapa senang, dan lainnya.

Sebagai penutup, kamu bisa memberikan pertanyaan yang menyentuh misalnya, apakah kita menunggu tua untuk mau belajar Al-Quran? Apakah sekarang bukan saat yang tepat untuk belajar Al-Quran dan menggapai keberkahannya? Dan seterusnya.

Dan langkah terakhir adalah membuat judul. Judul yang pendek, menarik, unik, dan mengundang penasaran orang untuk membaca.

Begitulah. Menulis ternyata sangat gampang. Dan enaknya lagi, kamu tidak harus mengikuti langkah-langkah di atas secara persis. Kamu bisa menulis dari langkah mana saja yang kamu bisa. Mudah kan?

Menulislah Sekarang
Menulis adalah sebuah ketrampilan. Maka, kamu perlu menulis berkali-kali sebelum akhirnya bisa disebut sebagai penulis atau orang yang terampil menulis. Saat itu, kamu bisa menulis dengan mudah dan cepat. Tulisanmu juga enak dinikmati dan disukai oleh pembaca. Jadi, cobalah menulis dari sekarang. Jika selesai satu tulisan, cobalah membuat tulisan lain. Lalu buatlah tulisan lain lagi. Cobalah berbagai gaya menulis. Bandingkan dengan hasil tulisan orang lain. Tulislah lagi. Dan jangan berhenti menulis lagi. Berdoalah kepada Allah, semoga menjadikan tulisanmu setajam pedang yang membabat hujah orang-orang yang menjajakan kebatilan siang dan malam. Mohonlah kepada Allah agar menerima tulisanmu sebagai amal shalih. Berdoalah pula, agar kamu tidak pernah lelah dan bosan berlatih.

Tahukah kamu, bahwa sejarah emas umat Islam ini ditulis dengan darah syuhada dan tinta ulama? Maka, mudah-mudahan kita tidak diharamkan dari keutamaannya.

Wallāhu a’lam bish shawāb.
Oleh ust Hawin Murtadlo

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik anda,insyaAlllah untuk kebaikan bersama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More