Minggu, 25 Maret 2012

Perjalanan Hidup

Alhamdulillah,hari yg ditunggu-tunggu datang juga. Jumat pagi tgl 30 Robi’u Tsani 1433H,kami berangkat menunaikan umroh. Namanya untuk yg pertama kali, semangat menggebu-gebu. Apalagi kalau kalian tahu akan rasanya. Rasanya itu RasaH bayar. Ckckckc. Modal beli kain ihram doang+ dll yg gak terlalu mahal (disbanding berangkat dari Indonesia mas,bisa berapa juta ).
Setelah sholat 2 rekaat di Dzul hulaifah,miqat dr arah madinah,kita pun segera melanjutkan perjalanan. Baru juga 3 menit duduk ,pak sopir yg berasal dari mesir menyalakan murotal kerass banget. Mending lah kalo lagunya musyari rosyid ,Sudais atau semisalnya. Tapi tilawahnya model MTQ gitu. Wah,wah ini kalo di Indonesia buat orang mati mas….gerrrrr. akhirnya dengan bahasa isyarat dr belakang kuminta ngajinya dimatiin saja. Dan akhirnya dimatiin juga,lega. Jam 10,mr gaN nyikut diriku.”fa,umminya musa meninggal!!!”. “inalillahi wa inna ilahi rojiun,kapan???” “ibunya musa meninggal!!!” “izoo,kapan & dr siapa???” sambil megangi leherku yg tengeng akibat tidur ga pas. “ga tahu,dr statusnya jahid”. Dan perjalanan berubah menjadi bagaimana gitu. Mau senang kok ada kabar duka, mau sedih tapi posisi senang.(lha yo mbingungi dewe tho). Dan tak lama kemudian sang sopir menyalakan murotal gaya mesirnya. “wah ust,suruh matiin aja” “wah,sopirnya ngantuk,kasihan ,biar ga ketiduran”. Oh ya bener juga ya. Kita pun akhirnya bisa memahami. Bis terus melaju dgn kencangnya,kumemandang sekeliling,hanya ada batu dan gunung batu. “kiri kanan kulihat saja,banyak batu-batunya”. Jalan lurus kedepan bagai tol yg tiada habisnya. Ditambah alunan tilawah yg membuat suasana seperti ada layatan saja. Sehingga terasa perjalanan kemekkah ini seakan perjalanan kesurga atau ke neraka. _________________________________________________________________ Cerita ku sampai disini saja kawan. Soal ibadah umrohnya lebih baik kusimpan saja. Karena ku tak mau merusak cita rasanya dgn pengalan-penggalan kata yg belum mampu mewakili perasaan itu semua. Biarlah waktu yg menghantar kalian ke sini. Tapi ada hal yg ingin kutuliskan,puisi hikmah sebuah kejadian. ------------------------------------------------ Dunia ini memang aneh…. Di satu sisi bahagia,sisi lain sedih tiada tara… Kala Indonesia masih selalu tertawa… Palestina dan suriah menangis tersedu-sedu… Dengan mudah kita memahami rasa senang, Tetapi agaknya sulit mengulang rasa perih, Tanyakan kepada semua manusia akan bahagia, Kau akan dapatkan ratusan cerita….dr seorang saja Tapi bagaimanakah rasa sedih??? Kita membencinya,sehingga malas mengingatnya. Mau tahukah rasanya? Tanyakan pada 2 sahabat kita yg kehilangan ayah dan bunda. 2 kepingan rasa yg harus selalu diingat,agar stabil dunia akherat. Siapa kata kesedihan tiada guna, Padahal Sang Rosulpun pernah meneteskan air mata. Ia akan menjadi bara penyemangat hidup, Seakan ruhnya berkata pada diri,ayolah capai citamu,gapai mimpiku, Yg belum kau bayar pada ayah bunda. Menjadi pengingat kita,agar bersyukur, Dan berbakti selagi berada di dunia. Diantara shofa dan marwa… Kulantunkan doa kpd yg kucinta. Semoga kita berbahagia di dunia dan akherat sana. Dan untuk yg berduka. Semoga Dia,mempertemukan kalian kelak Di JannahNya. ____________________________¬¬¬_________ Teruntuk sahabatku mas adi dan mas musa,semoga kesabaran menyertai dalam tiap langkah kalian,Dan jangan putuskan lantunan doa kepada mereka,Sungguh doa anak sholehlah yg sangat mereka harap. Maafkan ku yg tidak sempat bersapa,moga catatan ini mampu mewakili keberadaan kawan. Dan sahabatku yg lain nya,yg kedua ayah bundanya masih bersama. Ingatlah,mereka tak mengharap kekayaan hartamu,sedikitpun tidak. Cita-cita mereka simple,”ANAK SHOLEH,yg berbakti pada orang tua”….kerna hanya anak sholeh yg doanya diterima,menjadi hiasan mata di hari tua.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik anda,insyaAlllah untuk kebaikan bersama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More