Selasa, 01 Februari 2011

Ukhuwah Islamiyyah

kebersamaan menciptakan ukhuwah
Mencintai sesama Mukmin dan mengikat tali ukhuwah (persaudaraan) merupakan suatu
perbuatan yang amat mulia dan sangat penting. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan
persaudaraan sebagai sifat kaum Mukmin dalam kehidupan dunia dan akhirat, seperti dalam
firman-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara" (al-Hujurat [49]: 10).
"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara, duduk ber-hadap-hadapan diatas dipan-dipan" (al-Hijr [15]: 47).
Persaudaraan yang terjalin antara kaum Mukmin merupa-kan anugerah nikmat yang
sangat besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu kerana
nikmat itu, sebagai orang-orang yang bersaudara" (Ali 'Imran [3]: 103).
"Dia-lah (Allah) yang memperkuat dirimu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-
orang Mukmin. Dan Dia Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang Mukmin).
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu
tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka" (al-Anfal [8]: 62-63).
Ukhuwah yang terjalin antara sesama Mukmin tersebut dibangun di atas asas iman danaqidah. Ia adalah persaudaraan yang terbina kerana Allah dan merupakan tali iman yang paling
kuat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Tali Islam yang terkuat adalah wala' (loyal) kerana Allah, memusuhi kerana Allah, cinta kerana
Allah, dan benci kerana Allah 'Azzawa Jalla."
Oleh kerananya ikatan persaudaraan antara sesama Mukmin merupakan model
persaudaraan yang paling berharga dan hubungan paling mulia yang mungkin terbentuk antara
sesama manusia. Persaudaraan antara Mukmin lebih unggul dari hubungan persaudaraan dengan
saudara kandung sendiri, kerana ikatan aqidah lebih kukuh dari ikatan keturunan. Hal ini dapat
dilihat dari dialog Nuh 'alaihis salam ketika mengatakan:
"Ya Rabbi, sesungguhnya anakku termasuk dalam keluarga-ku, dan sesungguhnya janji
Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim Yang Seadil-adilnya" (Hud [11]:
45).
Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab:
"Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk dalam keluargamu (yang dijanjikan
akan diselamatkan). Sesungguhnya (perbuatannya) itu adalah perbuatan yang tidak baik.
Oleh sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahuinya. Sesungguhnya Aku mem-peringatkan kepadamu supaya kamu jangan
termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan (tidak mengerti)" (Hud [11]: 46).
baca selanjutnya....

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik anda,insyaAlllah untuk kebaikan bersama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More