Selasa, 16 April 2013

Malam Sang Katak

Seekor katak hijau berkaki kuning berselaput biru suka berkunjung ke asrama santri isykarima. Dia loncat-loncat di luar kamar sambil berkeliling sesuka hatinya seolah mau menyakinkan bahwa semua kamar dan penghuninya aman. Sabtu sore, a bin auf room selalu tampak lebih ramai dari hari-hari selainnya. Beberapa penghuni kamar yang lain tampak hilir mudik bergantian menyambangi kamar tersebut. Rupanya malam minggu adalah special night for that room. “Ada apakah gerangan di Bin Auf?” gumam sang katak dalam hati. “I’ll try to find out”.
“Oups!” tiba-tiba sebuah tangan mencengkeramnya. “Heeey! Aku dapat katak!” teriak hanif sambil berlari masuk kamar Bin Auf. “Bagus tho..?! Mau tak pelihara aah! Tak jenengi katak pelangi aah”, kata hanif sambil memamerkan kataknya.
Kini si pelangi dimasukkan ke dalam akuarium super kecil yang tak berair, bekas tempat ikan cupang yang mati mengenaskan setelah disiksa oleh penghuni bin auf (Swadis). Itu juga pernah ditempati seekor ular, yang berhasil melarikan diri sebelum mengalami nasib yang sama seperti si cupang. Dari balik kaca akuarium, pelangi jadi pingin tau apa penyebab bin auf selalu ramai on Saturday night.
Terlihat di sana seorang lelaki yang tampak sedikit lebih tua dari para penghuni bin auf datang dan bermalam di kamar itu. Mereka memanggilnya Mr.Eloy. Pria itu senang bermalam di asrama santri dan suka berbincang-bincang dengan penghuninya, dari hal yang gak mutu alias ndobos ngalor ngidul sampai hal-hal serius seputar perjuangan hidup dan pembelaan agama.
“Mister, bawa aja kataknya ke solo, ke tukang koleksi binatang antik”, saran Hamzah pada Mr.Eloy yang menanggapinya dengan senyuman.
“Hey, kasian kataknya sendirian, lepasin aja biar cari pasangan”, kata Mr.Eloy.
“Pasangan!? Seru hanif, “Eh mister, aku mau tanya mungkin gak orang menikah tanpa kenal sama sekali sebelumnya?”. Pertanyaan itu langsung mendapat sambutan yang antusias dari pemirsa pelangi yang hadir waktu itu.
“Mungkin banget lah”, jawab si Mister.
“Gimana caranya?” sahut Ali.
“Iya Mister, kalo nanti gak cocok gimana?” Tambah Adit.
Antum ni kaifa to, gitu aja gak tahu”, kata Dzaki berlagak sok tahu (lalu) “Jelasin Mister, he he..”
“Kalian hafalkan An-Nisa’ ayat 23? Coba Arif baca!” perintah Mister.

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (23)
 “Very good! Thank you”, puji Mister. “Sekarang Bahaul terjemakan ayat tadi!”
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (23)
“Maksudnya apa Mister, kok bawa-bawa ayat itu?”, tanya Alan.
“Ayat itu tentang apa?”, tanya Mr.Eloy mengetes.
“Mahroom!”, jawab mereka serentak seperti kala sapala.
“Trus opo hubungane?”, tanya Hudzaifah.
“Gini yaa ayyuhalladiznaamanu, mereka adalah orang-orang yang diharamkan untuk kita nikahi, maksut e yang wanitanya , kalo yang laki-laki tentu saja ga boleh. Emang e padakke oarang-orang kafir po?”, celoteh Mister.
“Trus kapan cerita nikahnya?”, sela Rosikh gak sabaran.
“Nah, wanita yang halal untuk dinikahi berarti tidak boleh kita sentuh, saling bercengkrama dengannya, tidak boleh berteman tapi mesra, diajak ngobrol ngalor ngidul ga jelas, apalagi yang lebih jauh dari itu sebelum sah menjadi suami istri”, lanjut Mister.
“Berarti pacaran tu ga boleh!” kata Ashim menambah penjelasan.
“Tapi yo mosok menikahi perempuan yang gak kita kenal?”, kata Hanif gak yakin.
Sek to, sabar, dengerin dulu!” teriak Ali geram “lanjut Mister”, timpalnya.
Mr.Eloy menghela nafas panjang kemudian melanjutkan penjelasannya, “Tentunya ada cara yang bisa kita lakukan sebelum menikahi calon istri kita tanpa melalui pacaran. Yang pertama, siapakan diri kalian untuk melakukan pernikahan. Yang kedua, cari calon istri dengan menghubungi guru ngaji kalian atau yang orang yang kalian percaya untuk mencarikan jodoh. Insya Allah orang yang shaleh akan ditawari sebelum dia menawarkan diri, hehe..”
“Yeee, Mister bisa aja”, ucap Adit slengekan. “Terus ada lagi nggak Mister?”, lanjutnya.
“Iya, sabar Adit. Yang berikutnya adalah setelah kalian dapat calon, kalian cari tahu dulu siapa dia, bagaimana agamanya, ngajinya, hubungan dengan keluarga bagus gak, hubungan dengan masyarakat gimana, apa kata tetangga-tetangga dan teman-teman dia tentang akhlaknya, berapa bersaudara, pendidikannya dan lain-lain. Kalau kalian merasa gak ada masalah, maka masuklah ketahapan berikutnya yaitu, datang kerumahnya bersama dengan orang yang menjodohkan kalian atau sendiri juga no problem kalau kalian berani untuk menemui ayahnya. Sampaikan maksud kedatangan kalian (ta’aruf dan nadzor, tentunya sebelum itu buatlah janji terlebih dahulu untuk bertamu). Nah, itulah waktu untuk mengenal keluarganya lebih dekat, penampilannya, kecerdasaannya, cara dia berkomunikasi. Itu semua penting karena dalam berumah tangga, kalian akan menghadapi banyak masalah. Saat komunikasi gak jalan biasanya runyam. Kalo semuanya oke, lanjutlah ke tahap berikutnya”.
“Apa itu Mister?” , sela Hanif gak sabaran.
Penghuni Bin Auf yang selalu bersama dan ceria.
“Yaitu dengan menyampaikan bahwa kalian cocok dan siap untuk menikah. Jika pihak wanita juga setuju  “Lampu hijau”. Tanyakan maharnya, sampaikan cacat cela yang ada pada kalian yang kemungkinan akan menjadi masalah dikemudian hari, misalnya kalo tidur ndengkur atau jari tangannya ga lengkap, punya sakit jantung, tapi bukan masalah dosa-dosa kalian pada Allah di masa lalu. Minta dia berbuat yang sama. Ga ada masalah, go on. Dan yang terakhir adalah tentukan hari pernikahan. Yakinkan pada hari itu si dia lagi gak libur sholat. Buat acara se-syar’i mungkin. Insya Allah pernikahan antara dua insan yang tidak saling kenal sebelumnya akan dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Wallahu A’lam”.
“Eits, jangan lupa juga, istikhorohlah sebelum mengambil keputusan. Udah dulu ya, sudah malam, besok ngantuk dikelas lho”, ujar Mr.Eloy menyudahi ceritanya.
“Jadi, mungkin gak nikah tanpa kenal sebelumnya?”, tanya Mister memancing.
Very possible, Insya Allah”, jawab mereka hampir serempak “Thank you Mister, good night!” “Welcome, and good night too”.
Tak lama kemudian lampu-lampu kamar pun dimatikan dan bin auf menjadi senyap dalam pelukan mimpi indah penghuninya. Tinggal pelangi yang belum bisa tidur membayangkan semua yang dibicarakan orang-orang bin auf.
“Hmmm, begitukah akhlak manusia yang beriman?”, gumannya. “Pantaslah Allah mengatakan bahwa mereka ciptaan yang mulia. Lumayan lah, gara-gara ditangkap anak itu, aku jadi tahu mengapa Saturday night bin auf selalu ramai”, batin si pelangi.
Disadur dari Majalah El-Huffadz edisi ke-lima, karya Mr.Eloy.
Keterangan tambahan : mas admin juga merupakan penghuni kamar Bin Auf lho. J. Setidaknya pada tahun 2008-2009 dan juga masa-masa kegalauan di tahun 2011. Jika melihat  dari nama-nama yang tercantum pada cerita di atas, kisah itu dibuat pada tahun 2011 di saat penghuni Bin Auf adalah santri Tks. Sekian.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik anda,insyaAlllah untuk kebaikan bersama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More